Kamis, 02 Juni 2011

PEDOMAN MATA KULIAH PRAKTEK IBADAH PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH



Top of Form
Bottom of Form
PEDOMAN MATA KULIAH PRAKTEK IBADAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR
Dosen : Darsa Wijaya

A.     Pendahuluan

Praktek Ibadah merupakan kegiatan Co-Kurikuler yang mengikat dan menjadi salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan akademik, dan menempuh ujian sidang/munaqosyah. Kegiatan ini berlaku umum dan diwajibkan bagi setiap mahasiswa smester I (satu) pada Fakultas/ Jurusan/ Program Studi. Kegiatannya merupakan sub sistem dalam membentuk integrities pribadi muslim dan pembentukan karakteristik bagi mahasiswa perguruan tinggi Islam sebagai (pejuang) dan mujaddid (pembaharu) dakwah Islam sehingga mampu mengatasi tantangan berbagai problematika kehidupan masa kini dengan taat beribadah sebagai pengamalan dari ajaran agama Islam.
Praktek Ibadah selain bermakna bagian dari proses penyadaran fitri kemanusiaan sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk komitmen terhadap ajaran Islam melalui ibadah mahdah (hablum minallah), juga sebagai proses pembentukan sikap dari perilaku “uswah hasanah” yang kredibel.
Berdasarkan pemikiran diatas, Praktek Ibadah termasuk proses pembentukan insan kamil yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta sebagai terapi mentalities keagamaan, yang pada intinya mencakup bimbingan dan nasehat. Substansinya mencakup; 1) dasar dan tujuan, 2) dosen pembimbing, 3) peserta praktek ibadah, 4) metode praktek, 5) sarana/media, 6) evaluasi. Keenam komponen tersebut merupakan unsur penting dan strategis dalam mensukseskan program praktek ibadah pada perguruan tinggi agama Islam..

B. Dasar, Tujuan dan Status
Praktek Ibadah dilaksanakan berdasarkan pada :
1)     Keputusan Menteri Agama RI nomor 156 Tahun 2004, tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Diploma, Sarjana, dan Pasca Sarjana Perguruan Tinggi Agama Islam;
2)     Keputusan Menteri Agama RI nomor 353 Tahun 2004, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum PTAI ;
3)     Keputusan Menteri Agama RI nomor 387 Tahun 2004, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Program Studi Pada PTAI ;
4)     Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Nomor Dj.II/114/2005, tentang Penetapan Standar Minimal Kompetensi Utama Lulusan Program Starata Satu Perguruan Tinggi Agama Islam.

Tujuan Praktek Ibadah adalah untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam menguasai, menghayati pengetahuan ibadah dan melaksanakannya, serta merefleksikan nya hikmah (pesan moral dan etik) ibadah ke dalam perilaku nyata dalam pergaulan sebagai al-bajyar (makhluk sosial) baik didalam maupun diluar kampus. Substansi nya sebagai bagian dari perwujudan tuntutan Pendidikan Nasional.
Status Praktek Ibadah merupakan kegiatan Co-kurikuler yang melekat dan menjadi salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan akademik dan menempuh ujian munaqasyah.

C. Peserta Praktek Ibadah
a.      Peserta praktek Ibadah adalah mahasiswa semester I (satu) pada setiap jurusan/ Program Studi memenuhi persyaratan administrasi akademik.
b.      Peserta Praktek Ibadah berkewajiban mengikuti kegiatan Praktek Ibadah sesuai jadwal dengan dibimbing oleh Dosen Pembimbing yang ditunjuk dan ditugasi Dekan.
c.       Peserta Praktek Ibadah yang belum dinyatakan lulus oleh Dosen Pembimbing berkewajiban meneruskan kegiatan prakteknya hingga tujuan praktek ibadah dapat tercapai.
d.      Ketentuan teknis/waktu pelaksanaan diatur dan disepakati oleh Dosen Pembimbing dan Mahasiswa Peserta Praktek.
e.       Peserta Praktek Ibadah berhak memperoleh bimbingan dan nilai ke lulusan sesuai ketentuan evaluasi praktek Ibadah yang berlaku.

D.  Dosen Pembimbing
a.      Dosen Pembimbing Praktek Ibadah adalah Dosen yang ditunjuk/ditugasi oleh Dekan Fakultas.
b.      Dosen Pembimbing berkewajiban melaksanakan bimbingan Praktek Ibadah dengan menggunakan metode dan media sesuai jadwal serta mengevaluasinya.
c.       Dosen Pembimbing berkewajiban menyampaikan nilai hasil evaluasi bimbingannya kepada jurusan/Program Studi sesuai dengan ketentuan dan waktu yang telah ditentukan.
d.      Hak-hak Dosen Pembimbing wajib dipenuhi oleh lembaga sesuai peraturan yang berlaku.

E.  Materi Praktek Ibadah
1.   Materi Praktek Ibadah terdiri dari :
a.    Thaharah dan hikmahnya yang meliputi : Wudlu, Tayamum, Mandi dan Istinja.
b.    Shalat wajib Lima Waktu dan hikmahnya.
c.    Shalat Jum’at dan hikmahnya.
d.    Shalat Sunah dan hikmahnya yang meliputi: Rawatib, Tahajjud, Witir, Dhuha, Istikharah, Idul Fitri, Idul Adha, Kusuf (gerhana bulan), Khusuf (gerhana matahari) dan Istisqo.
e.    Shalat Jenazah.
f.       Do’a-do’a ma’tsurah setelah shalat dan hikmahnya.
g.    Shaum wajib dan sunah serta hikmahnya.
h.   Cara Berpakaian/berbusana
i.        Haji dan Umrah serta hikmahnya.
j.        Zakat Fitrah/Mal dan hikmahnya.
k.    Uraian kisi-kisi materi Praktek Ibadah (terlampir)
l.        Referensi materi Praktek Ibadah menggunakan buku-buku/kitab-kitab Fiqh yang mu’tabarah (standar dan credible)

F.   Metode Praktek Ibadah
 Praktek Ibadah dilaksanakan dapat menggunakan Metode :

1)    Metode Ceramah.

Metode ceramah adalah suatu metode penyajian materi kepada peserta yang disampaikan dengan lisan dan merupakan suatu uraian lengkap. Metode ini sebaiknya dipakai apabila :
a.      Peserta Praktek berjumlah banyak
b.      Waktu yang tersedia relatif singkat
c.       Materi yang akan diberikan relatif banyak

2)   Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu metode penyajian materi dengan tanya jawab tentang apa yang akan di bahas dalam forum itu. Metode ini sebaiknya dipakai untuk mengulang materi yang telah diberikan untuk merangsang peserta agar perhatiannya tercurah pada masalah yang akan dibicarakan untuk mengarahkan proses berfikir peserta. Sebagai ulangan.

Agar metode tanya jawab ini lebih efektif penggunaannya, hendaknya pertanyaan-pertanyaan diajugan secara merata. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu mengajukan atau mengusulkan suatu pertanyaaan secara proporsional dan mantap, serta menjawab pertanyaan secara mantap pula. Karena tanya jawab senantiasa terjadi di dalam masyarakat yang akan mereka pimpin.

3)   Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu metode penyajian bahan dengan jalan mendiskusikannya. Metode ini sebaiknya dipakai :
a.      Untuk merangsang peserta agar mampu berfikir dan menyalurkan pendapat serta ikut menyumbangkan fikiran dalam suatu masalah
b.      Untuk menimbulkan kemampuan dan kesanggupan dalam merumuskan fikirannya secara teratur agar mudah diterima oleh orang lain.
c.       Untuk membiasakan peserta agar mampu mendengar pendapat orang lain dan mau bersikaf terbuka dan toleren.
d.      Untuk mencapai keputusan atau pendapat bersama mengenai suatu masalah.
e.       Waktu yang tersedia cukup.

Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu berdiskusi dengan baik dan mampu menjadi peserta dan pemimpin diskusi secara baik.

4)   Metode Pemberian Tugas
 
Metode pemberian tugas resitasi adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan memberi tugas khusus di luar jam pelajaran kepada peserta. Metode ini sebaiknya dipakai apabila :
a.      Pengajar/pelatih/pembimbing mangharapkan agar semua bahan yang telah diberikan dapat diterima peserta secara lebih baik.
b.      Untuk merangsang peserta agar lebih aktif dan rajin.
c.       Untuk mengaktifkan peserta mempelajari sendiri suatu masalah.
d.      Materi/bahan yang ditugaskan harus bersifat menarik, mengundang untuk didalami, praktis dan bersifat ilmiah serta dapat diselesaikan oleh peserta.

5)   Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Metode demonstrasi adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan memberikan contoh atau mengarahkan peserta untuk mendemonstrasikan/ simulasi dari semua masalah kepada peserta lainnya. Sedangakan metode penyajian materi dengan jalan melibatkan peserta untuk bersam-sama mengadakan sesuatu. Kedua metode tersebut sebaiknya dipakai apabila:
a.      Untuk memberikan keterampilan tertentu kepada peserta
b.      Untuk menghindari verbalisme.
c.       Untuk memudahkan berbagai jenis penjelasan masalah.
d.      Untuk membantu peserta dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses penyajian bahan dengan penuh perhatian.

Dalam rangka menerapkan metode ini harus diperhatikan pula bahwa:
a.      Hendaknya di utamakan masalah-masalah yang praktis dan pentingq
b.      Hendaknya ditekankan untuk menambah pengertianq yang lebih jelas, mempertajam kepekaan terhadap suatu masalah dan untuk menimbulkan keterampilan dalam bekerja.
c.       Hendaknya dijelaskan teoritisnya. Metode iniq dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu mendemonstrasikan masalah yang telah mereka kuasai materinya dan melakukan eksperimen terhadap masalah yang sedang diusahakan penyelesaiannya.

6)    Metode Sosio-Drama dan Bermain Peranan

Metode Sosio-Drama dan Bermain Peranan adalah metode penyajian materi dengan jalan mendramakan atau memerankan cara bertingkah laku di dalam hubungan sosial. Metode ini sebaiknya dipakai apabila :
a.      Materi yang akan disajikan berupa menerangkan suatu peristiwa yang didalmnya menyangkut orang banyak dan berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik untuk didramatisasikan dari pada diceritakan, karena akan lebih jelas dan mudah dihayati.
b.      Materi yang disajikan untuk melatih peserta agar mampu menyelesaikan masalah-masalah yang yang bersifat sosial psikologi.
c.       Materi yang akan disajikan untuk melatih peserta agar bergaul dan dapat memahami pemikiran orang lain. Dalam menerapkan metode seperti ini ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan seperti : Tujuan yang ingin dicapai harus dirumuskan dengan jelas, khususnya tentang tingkah laku/watak yang ingin ditanamkan Pameran dalam metode ini harus benar-benar disiapkan

7)    Metode Karya Wisata

Metode Karya Wisata adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan mengajak peserta melihat obyek-obyek yang ada hubungan dengan bahan pelajaran. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila :
a.      Untuk memberikan pengertian lebih jelas dengan alat peraga secara langsung.
b.      Untuk membangkitkan penghargaan terhadap lingkungan.
c.       Untuk mendorong peserta mengenal lingkungan.

Dalam menerapkan metode ini harus di perhatiakn pula Pemilihan obyek yang dikunjungi harus tepat guna Peserta harus diberitahukan tentang tujuan karya wisata. Metode ini dimaksudkan untuk mengarahkan
ü mahasiswa sebagai calon pemimpin dalam memahami masalah-masalah di luar kampus secara objective.

8)     Metode Drill

Metode drill adalah metode penyajian materi dengan jalan melatih peserta terhadap materi yang telah diberikan. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila :
a.      Untuk melatih ulang materi yang sudah diberikan atau yang sedang diberikan.
b.      Untuk melatih keterampilan dalam berfikir secara tepat.
c.       Untuk memperkuat daya tanggap peserta terhadap materi yang diberikan.
Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula :

Sebelum praktek dimulai agar kepada peserta diberikan pengertian-pngertian dasar materi yang dipraktikan. Usahakan waktu praktek dapat disingkat sehingga tidak membosankan. Praktek agar diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat menumbuhkan motivasi untuk berfikir. Metode ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa
ü sebagai calon pemimpin melaksanakan ide-ide yang berkaitan dengan kepemimpinannya.

9)      Metode sistem Regu Team Teaching

Metode sistem regu adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan dua orang atau lebih dari pihak pengajar / pelatih/ pembimbingnya mengadakan kerja sama untuk membimbing peserta. Metode ini sebaiknya dipakai apabila :
a.      Jumlah peserta terlalu banyak, sehingga pembagian tugas kepada para peserta kurang merata dan penangkapan peserta kurang tajam.
b.      Untuk memberikan penjelasan dengan lebih mendalam.
c.       Fasilitas memungkinkan.

Metode ini sebaiknya diperhatikan pula : Setiap anggota tim hendaknya memiliki pengertian dan pandangan yang sama. Agar setiap anggota tim mendapat tugas yang sesuai dengan keahliannya masing-masing.

10)   Metode Problem Solving

Metode problem solving adalah suatu metode penyejian materi dengan jalan melatih peserta untuk memecahkan masalah-masalah yang paling rumit. Metode seperti ini sebaiknya dipakai apabila :
a.      Untuk melatih peserta agar berfikir kritis analisis.
b.      Untuk melatih keberanian-keberanian dalam menghadapi berbagai masalah.

Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula : Masalah yang dipecahkan agar sesuai/disesuikan dengan tingkat kemampuan peserta.
Peserta agar dibekali lebih dahulu dengan bahan-bahan tentang cara memecahkan masalah. Bimbingan pengajar/pelatih/pembimbing harus continue dan alat/sarana yang menjadi penunjang harus lengkap.
ü
Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu menemukan dan menyelesaikan masalah-masalah dalam masyarakat.

11)   Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan menggunakan peserta sebagai obyek kerja sama dalam mempelajari, menghayati, dan mengamalkan masalah yang dibahas. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila :
a.      Alat bantu parktek yang cukup tinggi.
b.      Tingkat kemmpuan peserta tidak sama, karena itu sebaiknya peserta dalam suatu kelompok kerja terdiri dari peserta yang pandai lebih besar jumlahnya dari mereka yang kurang pandai.
c.       Minat peserta tidak sama, sehingga sebaiknya peserta yang berminat hendaknya lebih banyak dari peserta yang kurang berminat.
Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon seorang pemimpin umat agar mampu bekerja sama, memimpin dan menjadi anggota kelompok yang baik serta menyelesaikan masalah-masalah kelompok.
Dari berbagai macam metode penyajian yang dapat digunakan paraktek, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pengajar/ pelatih/pembimbing sebelum menentukan dan memilih sessuatu metode yang akan dipergunakan, dikarenakan metode hanyalah merupakan suatu pengantar atas suatu alat saja dan bukan merupakan suatu tujuan.
a.      Tidak ada metode yang seratus persen baik. Metode yang kelihatannya paling efektif sekalipun masih ada kekurangannya.
b.      Metode yang sesuai dengan salah seorang pengajar/pelatih/pembimbing tidak selalu cocok dengan pengajar/pelatih/pembimbing yang lain meskipun materi yang diberikan nya sama.
c.       Pemakaian suatu metode tidaklah dapat berlaku secara tetap dan tepat untuk selama-lamanya.
d.      Pemakaian metode hendaknya bervariasi.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dalam menghadapi aneka-ragam metode penyampaian materi, seorang pengajar/ pelatih/ pembimbing tidak boleh terlalu fanatic terhadap pemakaian suatu metode dan sebaiknya seorang pengajar/pelatih/pembimbing bersikaf arif dalam memilih metode serta selalu bersedia mencoba dan menilai setiap metode yang ada untuk diterapkan.

G.  Waktu, Tempat dan Frekwensi Bimbingan
a.    Waktu praktek Ibadah dilaksankan selama berlangsungnya semester I (satu), pelaksanaannya diatur tersendiri oleh Dosen pembimbing.
b.    Praktek Ibadah dapat dilaksankan di ruang kuliah, Mesjid atau tempat lain yang ditentukan atas dasar kesepakatan antara peserta dan dosen pembimbing Praktek Ibadah.
c.    Frekwensi pelaksanaan bimbingan praktek Ibadah, minimal 12 kali pertemuan tiap pertemuan selama 120 menit (1440 menit/24 jam).

H.  Evaluasi Praktek Ibadah
a.      Evaluasi sebagai upaya yang dilakukan oleh dosen pembimbing untuk mengetahui seberapa jauh keefektifan mahasiswa/praktikan dalam mencapai tujuan praktek Ibadah.
b.      Sasaran evaluasi adalah penilaian meliputi kwantifikasi kualitas aspek praktek dari sikap, penguasaan pengetahuan, pelaksanaan dan refleksi pesan moral dan etik dari materi praktek ibadah dalamperilaku nyata para praktikan.
c.       Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan selama praktek Ibadah Berlangsung.
d.      Evaluasi dilakukan dengan metode observasi langsung dan tidak langsung serta analisis hasil isian oleh dosen pembimbing selama kegiatan praktek berlangsung.
e.       Hasil evaluasi dimuat dalam blanko penilaian yang diisi oleh Dosen pembimbing, berikut ini contoh Blanko/format penilaian sebagai berikut :

Penilaian praktek ibadah mencakup 3 aspek ( Cognitive, afefective, dan psychomotor), rinciannya adalah sebagai berikut :
1)   Aspek Cognitive
a.    Memahami, menguasai dan dapat menjelaskan, diberi angka (4)
b.    Cukup memahami, cukup menguasai dan cukup dapat menjelaskan, diberi angka (3)
c.    Kurang memahami, kurang menguasai dan kurang dapat menjelskan , diberi angka (2)
d.    Tidak memahami, tidak menguasai dan tidak dapat menjelaskan , diberi angka (1)
2)   Aspek Affective
a.    Menghayati dan menerima, diberi angka (4)
b.    Cukup menghayati dan cukup menerima, diberi angka (3)
c.    Kurang menghayati dan kurang menerima, diberi angka (2)
d.    Tidak menghayati dan tidak menerima, diberi angka (1)
3)  Aspek Psychomotor
a.      Selalu mengamalkan, diberi angka (4)
b.      Kadang-kadang mengamalkan, diberi angka (3)
c.       Belum mengamalkan, diberi angka (2)
d.      Tidak mangamalkan, diberi angka (1)
e.       Langkah pengolahan/penghitungan nilai evaluasi dilakukan dengan 3 (tiga) tahap adalah sebagai berikut :
1)       Tahap –1 : Menghitung angka nilai dari nomor (1-2-3) dengan menggunakan rumus KAP.
Keterangan :
K = Jumlah item nilai Cognitive
A = Jumlah item nilai Affective
P = Jumlah item Psychomotor
Menjadi nilai Cumulative
2)     Tahap –2 : Menghitung nilai cumulative menjadi nilai akhir (NA) Nilai Akhir (NA) : K+A+P 100
3)     Tahap –3 : Mentransfer nilai cumulative dari (tiga aspek) menjadi angka mutu dan huruf mutu (nilai Akhir)

80 – 100 = A
70 - 79 = B
60 - 69= C
50 - 59 = D
00 - 49 = E


DAFTAR NILAI PRAKTEK IBADAH
Nama                           : ........................
Jurusan/Prodi : ........................
Semester/TA    : ........................
Nilai                  : ........................

Dosen


Darsa Wijaya